comic

Minggu, 17 Juli 2011

SANDAL JEPIT LUSUH



oleh andri kasenja http://www.facebook.com/profile.php?id=1733875187 pada 15 Juli 2011 jam 22:59

Sungguh hebat sandal jepit, meskipun kalah trendy, kalah gaul sama jenis-jenis sandal yang mode zaman sekarang, namun sandal jepit tetap memancarkan pesona yang begitu anggun, dari kesederhanaannya terlihat garis-garis kasar di permukaannya mengambarkan betapa gigih dan kerasnya sandal jepit mengarungi lautan persaingan global sandal dunia.

Tidak disangka ternyata sudah 3 bulan aku bersama-sama sandal jepit ini. Sekarang sandal tersebut terlihat mulai lusuh. Warna putihnya telah semakin pudar karena warna coklat yang berasal dari debu, tebal sandal pun semakin tipis karena digenjot terus-menerus , ah entah sudah berapa kilometer jalan yang ditempuhnya untuk membantuku.

Sejenak terbesit dipikiranku... malu rasanya hati ini kawan,jika pergi ke rumah teman , hmmm apalagi bertemu cwek dan tiba-tiba mereka melihat kebawah, persis ke arah kakiku. Terlihatlah kakiku dengan enaknya mengendarai sandal jepit lusuh tanpa menghiraukan raungan sandal jepit yang menahan sakit himpitan berat badan si yang empunya.

Ini adalah keputusan bulat, sandal jepit ini harus aku ganti dengan sandal mode zaman sekarang, mungkin sandal jepit ini akan aku buang jauh-jauh atau paling tidak berada di tong sampah, geramku dalam hati agar tidak terdengar oleh sandal jepit lusuh itu.

Adzan dzuhur berkumandang pas aku melewati sebuah mesjid, sebagai seorang muslim sholat adalah kewajibanku, akhirnya berlabuhlah aku di mesjid al-hidayah. mesjid ini lumayan besar dan berlokasi sangat strategi di sebelah bawah terdapat sekolah dasar dan seterusnya berjajar kantor camat, kantor lurah, hingga smp. Tidak heran aku melihat banyak pegawai kantor yang juga sholat disitu. Sungguh miris hati ini kawan, ketika aku lihat pegawai itu, betapa tidak, 180 derajat berbeda, kulihat alas kaki mereka adalah sepatu kulit buaya darat yang mengkilap seperti sedan bermerek audi yang kulihat difilm transporter tadi malam.

Akhirnya sholat pun selesai, aku keluar dari masjid, tapi aku binggung, hatiku resah, gelisah, kemana sandal jepitku? Tadi aku letakkan di tempat alas kaki ini, mengapa sekarang tidak ada. Lalu aku duduk tak jauh dari tempat alas kaki, tak lama kemudian aku melihat seorang pegawai negeri dengan perut agak buncit bertengger di atas sandal jepitku, “alamak matilah sandal jepit tuh” kataku dalam hati. Belum selesai aku ingin berdiri mengambil sandal jepit itu di tempat alas kaki ternyata datang lagi pegawai lain yang ingin mempegilirkan sandal jepit ku itu.

Sejenak aku merasa geram namun kemudian aku terhenyak dan tersadar sandal jepit lusuh ku itu telah memberiku limpahan kebaikan hari ini. Sandal jepit membantu para pegawai yang tadi memakai sepatu mengkilap untuk pergi ke toilet agar bisa berwudhu.sandal itu telah membantu orang yang ingin beribadah, tentu pahalanya mengalir kepada si yang empunya yang ternyata diam-diam akan membinasakannya, tuhan memberikah aku berkah dari sandal jepit ini. satu hal yang kupelajari hari ini, aku tidak boleh meremehkan sesuatu hal bahkan sekecil apapun hal itu.

sandal jepit itu pun tidak jadi aku buang, namun beberapa hari kemudian sandal itu meregang nyawa dengan diagnosa serangan jantung maaf serangan anjing sehingga talinya putus.