comic

Rabu, 22 September 2010

LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA


A.    Landasan Pendidikan Indonesia
Landasan pendidikan secara singkat dapat dikatakan sebagai tempat bertumpu atau dasar dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan fakta tentang kebijakan pendidikan (Moeliono, 1989; Soedomo 989/1990). Dengan kata lain landasan pendidikan merupakan dasar bagi upaya pengembangan kependidikan dalam segala aspek.                                                           
1.      Landasan Filosofi
         Landasan filosofi  merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikan yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok dalam pendidikan, seperti apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan diperlukan, dan apa yang seharusnya menjadi tujuan pendidikan.

2.      Landasan Sosiologis
                                                                                                                                                Pendidikan merupakana peristiwa social yang berlangsung dalam latar interaksi social. Dikatakan demikian, karena pendidikan tidak akan pernah terjadi didalam kehampaan social, artinya pendidikan tidak akan pernah terjadi tanpa interaksi antara individu atau antara satu generasi dengan generasi lainnya.
            Oleh karena landasan sosiologis merupakan tempat bertumpu dalam menentukan, mangarahkan dan mengembangkan kebijakan serta praktek pendidikan, maka dalam hal tersebut , menurut Ardan (1989) secara sosiologis perlu dikaji empat bidang :
1st. Hubungan system pendidikan dengan berbagai aspek masyarakat yang mencakup :
a)      Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
b)      Hubungan system pendidikan  yang menentukan kebijakan pendidikan
c)      Fungsi system dalam memelihara dan mendorong perubahan kebudayaan
d)     Hubungan pendidikan dengan kelas social atau system status
e)      Fungsionalisasi system pendidikan dalam hubungannya dengan kelompok masyarakat
2nd.                      Hubungan kemanusian disekolah
3rd.   Pengaruh sekolah terhadap prilaku anggotanya. Kajian pengaruh perilaku sekolah terhadap anggotanya ini mencakup :
a)      Peranan social guru
b)      Sifat kepribadian guru
c)      Pengaruh kepribadian guru terhadap perilaku peserta didik
d)     Fungsi sekolah dalam sosialisasi peserta didik
4th.   Interaksi antara kelompok social sekolah dengan kelompok lain dengan komunitasnya. Kajian ini mencakup :
a)      Lukisan tentang komunitas
b)      Analisis tentang proses pendidikan dalam hubungan system social setempat
c)      Factor demografik dan ekologi dalam hubungan dengan organisasi sekolah

3.      Landasan Kultura (Kebudayaan)
  Pristiwa pendidikan adalah bagian dari pristiwa budaya, hal tersebut dikarenakan mempunyai hubungan timbal balik, kebudayaan dapat dilestarikan dan dikembangkan dengan jalan mewariskanya dari generasi ke generasi melalui pendidikan, sebalinya ciri-ciri pelaksanaan pendidikan ikut ditentukan oleh kebudayaan masyarakat tempat proses pendidikan berlangsung.
Berhubungan dengan pentingnya memperhitungkan faktor budaya dalam pengembangan pendidikan, dalam budaya nasional difokuskan kepada upaya :
1.      Melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
2.      Mengembangkan nilai-nilai budaya dan pranata social dalam proses pembangunan nasional.
3.      Merancang ke-gairahan masyarakat untuk menumbuhkan kreativitas arah pembaharuan tanpa mengabaikan kepribadian bangsa.

4.      Landasan Fsikologis
  Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia. Oleh sebab itu, landasan fsikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Landasan fsikologis pendidikan  terutama tertuju kepada pemahaman manusia, khususnya berkenaan dengan proses belajar manusia .


5.      Landasan Ilmiah dan Teknologi
  Pendidikan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) mempunyai kaitan yang sangat erat. Hal tersebut dikarenakan ipteks menjadi bagian utama dalam pendidikan, terutama dalam bentuk pembelajaran.Oleh karena itu, tidak dapat tidak, pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan pengembangan ipteks. Dengan kata lain dapat dikatakan, kemajuan ipteks dijadikan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dan praktik pendidikan.

6.      Landasan Legalistik
  Pendidikan merupakan peristiwa multi dimensi, dengan berbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Kebijakan, penyelenggaraan, dan pengembangan pendidikan dalam masyarakat perlu disalurkan oleh titik tumpu legalistic yang jelas dan syah. Dengan berlndasan legalistik pengembangan pendidikan dapat terhindar dan berbagai benturan kebutuhan. Setidaknya dengan landasan legalistic segala hak dan kewajiban pendidik dan peserta didik dapat terpelihara, dengan landasan legalistic semua pihak mengetahui hak ddan kewajiban dalam penyelenggaraan pendidikan.


B.     Asas -asas Pokok Pendidikan Indonesia
              Memperhatikan makna kata, maka antara landasan dengan asas dapat dikatakan mempunyai makna yang hamper bersamaan. Meskipun demikian, soedomo (1989/1990) dan tirtahardja dan sulo (1994), mengatakan bahwa landasan pendidikan lebih menekankan kepada kajian kritis terhadap kenyataan tentang kebijakan mengembangkan.
               sedangkan asas pendidikan merupakan tumpuan cara berfikir yang memberikan corak terhadap pendidikan, Idris dan Jamal (1991) dan tirtahardja dan solo (1994), terdapat tiga asa pokok yang harus dipedomani dalam penyelenggaraan pendidikan, ketiga asa tersebut ialah asa tutwuri handayani, belajar sepanjang hayat, dan kemandirian dalam belajar.

1.      Asas Tutwuri Handayani
        Asas tutwuri handayani bermakna bahwa setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri dengan berpedoman dengan kepad tata tertib kehidupan yang umum.
2.      Asas Belajar Sepanjang Hayat
        Pada dasarnya manusia adalah makluk “menjadi”, yakni makhluk yang tidak pernah sempurna, dia selalu berkembang mengikuti perkembangan yang terjadi di lingkungan kehidupannya, dengan demikian bahwa manusia harus selalu belajar sepanjang hayat, sehingga dia dapat mempelajari dan menyesuaikan diri sesuai dengan perubahan yang berlangsung.

3.      Asas Kemandirian dan Belajar
        Baik asas tutwuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara langsung erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas tutwuri handayani pada prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan peserta didik untuk mandiri, termasuk mandiri dalam belajar, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didisarkan pada asumsi bahwapeserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar.


C.    Penerapan Asas-asas Pendidikan Dalam kegiatan Pembelajaran
              Dalam hal penerapan asas-asas pendidikan dalam kegiatan pembelajaran setidaknya terdapat tiga masalah yang perlu mendapat perhatian, yakni masalah cara :
1.      Pendekatan Komunikasi Oleh Guru
2.      Peranan Pendidik
3.      Masalah Tujuan Belajar

0 komentar:

Posting Komentar